London – Suasana panas membalut leg pertama semifinal Liga Champions musim ini yang mempertemukan Arsenal dengan Paris Saint-Germain (PSG). Meski mengakui kekuatan Arsenal, Enrique menegaskan bahwa timnya berada di level yang lebih tinggi. Kini, kedua tim bersiap adu taktik di semifinal. Laga perdana ini akan digelar di kandang Arsenal, Stadion Emirates, pada Rabu dini hari, 30 April 2025 waktu Indonesia.
Rekor Pertemuan dan Dominasi Arsenal
Berdasarkan statistik pertemuan sebelumnya, Arsenal memiliki keunggulan psikologis atas PSG. Dalam empat duel terakhir kedua tim, wakil Inggris itu membukukan dua kemenangan dan dua hasil imbang. Salah satu kemenangan Arsenal atas PSG terjadi di fase grup Liga Champions musim ini, saat mereka mengalahkan tim asal Prancis itu 2-0 di Emirates pada 2 Oktober 2024. Hasil itu menjadi pengingat bahwa PSG punya pekerjaan rumah besar menjelang laga nanti.
Enrique Tak Gentar: PSG Lebih Siap

Ia yakin PSG sudah jauh berkembang dibandingkan beberapa bulan lalu.
“Pertandingan saat itu terjadi sekitar tujuh atau delapan bulan lalu. Kami telah banyak berubah sejak itu. Kami sekarang adalah tim yang lebih matang dan lebih kuat daripada Arsenal,” ujar Enrique dalam konferensi pers.
Dengan nada penuh percaya diri, sang pelatih mengisyaratkan bahwa PSG tak akan terjebak dalam bayang-bayang kekalahan masa lalu. Ia melihat timnya kini sebagai kekuatan yang lebih solid dan siap menantang siapa pun di Eropa.
Misi Besar: Mengukir Sejarah Baru
Arsenal terakhir melangkah ke partai final pada tahun 2006, sedangkan PSG mencapai laga puncak pada 2020, meski akhirnya harus puas menjadi runner-up.
Musim ini, kedua tim kembali mengintip peluang untuk mencatat sejarah baru. Bagi Enrique dan pasukannya, ini lebih dari sekadar pertandingan—ini adalah peluang langka untuk meraih trofi Si Kuping Besar untuk pertama kalinya.
“Benar, PSG belum pernah memenangkan Liga Champions. Tapi Arsenal juga belum. Itu tak seharusnya menghalangi ambisi kami. Justru itu alasan kami harus tampil habis-habisan,” tegas Enrique.
Menurutnya, kesadaran akan sejarah yang belum tercapai bukan untuk membebani pemain, tapi sebagai motivasi ekstra. PSG ingin membuktikan bahwa mereka bukan hanya tim kaya raya, tetapi juga memiliki mental juara di panggung terbesar Eropa.
Enrique: Waspadai Ancaman dari Meriam London

Di bawah asuhan Mikel Arteta, The Gunners menunjukkan keseimbangan antara kreativitas dan kekompakan. Dengan barisan muda yang penuh energi dan strategi yang terorganisir, Arsenal siap membuat kejutan lagi.
Sukses Arsenal menyingkirkan Real Madrid di perempat final menjadi bukti kuat bahwa tim London Utara ini mampu menghadapi dan mengalahkan lawan mana pun, termasuk PSG. Performa solid di lini belakang dan ketajaman lini depan membuat mereka lawan yang wajib diwaspadai.
Duel Penentu di Dua Leg
Dengan format dua leg, duel ini diprediksi berlangsung sengit hingga menit terakhir. Arsenal diuntungkan sebagai tuan rumah pada pertemuan pertama, namun PSG punya peluang besar untuk membalas di Paris nanti.
Pertandingan ini juga menjadi ajang adu kecerdasan antara dua pelatih dengan filosofi menyerang: Arteta yang mengandalkan permainan cepat dan presisi, serta Enrique dengan pendekatan dominasi bola dan transisi cepat.
Apakah PSG mampu mematahkan kutukan tak pernah menang atas Arsenal? Atau justru The Gunners melanjutkan tren positif dan menatap final dengan penuh keyakinan?
Yang jelas, satu hal pasti: drama, intensitas, dan emosi akan menyelimuti dua malam yang penuh gengsi ini