Lamine Yamal, bintang muda milik Barcelona, terus menarik perhatian dunia sepak bola dengan performa yang memikat. Di tengah pencapaiannya yang gemilang musim ini, pemain berusia 17 tahun itu mengungkap sisi personal yang menjadi bagian penting dari perkembangan kariernya—yaitu nasihat dan bimbingan dari rekan satu timnya, Raphinha.
Meski baru menginjak usia 17, Yamal telah menorehkan jejak impresif baik di level klub bersama Barcelona maupun saat mengenakan seragam Timnas Spanyol. Ia tidak hanya dikenal karena teknik luar biasa dan insting bermainnya, tetapi juga karena kedewasaan yang ia tunjukkan dalam menghadapi sorotan dan tekanan publik.
Dalam sebuah wawancara terbaru, Yamal membuka cerita di balik layar yang jarang terungkap—tentang bagaimana Raphinha, salah satu pemain senior di tim, menjadi sosok penting yang memberinya kekuatan dan arah.
Momen yang Tak Terlupakan
“Nasihat terbaik yang pernah saya terima datang dari Raphinha, sekitar dua bulan lalu,” ujar Yamal saat berbicara kepada ESPN.
“Waktu itu, dia menyampaikan sesuatu yang belum pernah saya dengar sebelumnya. Pesan itu begitu bermakna dan membekas di hati saya. Saya menyadari bahwa saya memang membutuhkannya, walaupun sebelumnya saya tidak sadar akan hal itu.”
Meski Yamal tidak membocorkan isi nasihat yang disampaikan oleh Raphinha, ia menggambarkan momen itu sebagai titik balik dalam cara berpikirnya sebagai pemain muda. Raphinha, menurutnya, tidak hanya menjadi rekan setim, tetapi juga seperti sosok pembimbing yang penuh empati.
“Tidak semua orang mampu menunjukkan kepedulian seperti itu,” sambungnya. “Saat semua tampak baik-baik saja, dia tetap bertanya bagaimana kondisi saya. Itu menunjukkan betapa tulusnya dia.”
Raphinha: Pemimpin yang Memberi Contoh Lamine Yamal

Di musim ini, Raphinha memang tampil tidak hanya sebagai pemain penting di lini depan Barcelona, tetapi juga sebagai figur pemimpin yang diandalkan oleh para pemain muda.
Ia telah membuka diri soal perjuangan pribadi yang pernah dialaminya, termasuk saat nyaris menyerah dengan karier sepak bolanya. Dari pengalaman pahit tersebut, Raphinha tampaknya belajar untuk tidak hanya fokus pada performa, tetapi juga pada aspek emosional dan mental rekan-rekannya.
Kepedulian dan pengalaman hidup yang ia miliki kini menjadi aset penting dalam membimbing pemain-pemain muda seperti Yamal.
Kolaborasi Gemilang di Atas Rumput Hijau
Kehadiran Yamal dan Raphinha dalam satu lapangan menciptakan dinamika yang mengesankan. Kombinasi keduanya telah menghasilkan momen-momen magis untuk Barcelona.
Umpan-umpan brilian dari Yamal kerap dimanfaatkan secara maksimal oleh Raphinha, sementara pergerakan lincah sang pemain Brasil sering membuka ruang bagi Yamal untuk mengekspresikan kreativitasnya.
Chemistry yang mereka bangun tidak hanya sebatas profesional. Di balik layar, hubungan keduanya dibangun atas dasar saling menghormati dan mendukung. Ini menjadi kunci penting dari harmoni permainan yang mereka tampilkan.
Raphinha bahkan pernah menyampaikan secara terbuka kekagumannya terhadap bakat muda tersebut.
“Lamine adalah pemain yang luar biasa. Dia selalu ingin berada di atas lapangan. Saya memahami rasa frustrasinya ketika harus digantikan, karena saya juga pernah mengalami hal yang sama,” kata Raphinha.
Dukungan Moral di Luar Lapangan
Tidak hanya di lapangan, peran Raphinha juga sangat terasa ketika Yamal menghadapi tekanan dan tantangan dari sisi mental. Pemain muda seperti Yamal tentu berada dalam sorotan besar, dan tekanan itu bisa datang dari berbagai arah—publik, media, bahkan ekspektasi pribadi.
Dalam situasi seperti inilah, kehadiran sosok seperti Raphinha menjadi sangat berarti. Ia tidak hanya memberikan arahan teknis, tetapi juga dukungan emosional.
“Dia memahami ambisi saya dan keinginan untuk selalu bermain. Kadang saya kesal ketika diganti, tapi dia ada untuk mendengarkan dan memberi perspektif,” ungkap Yamal.
Pengakuan dari Raphinha kepada Lamine Yamal

Sebagai bentuk apresiasi atas penampilan luar biasa Yamal, Raphinha bahkan menyebut bahwa rekan mudanya itu layak diperhitungkan dalam jajaran pemain masa depan yang bisa meraih penghargaan tertinggi seperti Ballon d’Or.
“Saya senang dengan perkembangan Lamine. Saya bilang kepadanya bahwa dia sedang berada di jalur yang tepat, dan dia pantas menikmati momen ini,” kata Raphinha.
Menanggapi pernyataan itu, Yamal tetap merendah. Ia mengakui bahwa pencapaian individual seperti Ballon d’Or bukan hal yang menjadi fokus utamanya saat ini. Namun, ia merasa terhormat mendapat pengakuan sebesar itu dari sosok yang sangat ia hormati.
Masa Depan Cerah
Kisah antara Lamine Yamal dan Raphinha bukan sekadar tentang dua pemain yang berbagi peran di satu tim. Ini adalah cerita tentang bagaimana pengalaman dan empati bisa menciptakan ruang aman bagi pemain muda untuk berkembang.
Raphinha telah menunjukkan bahwa menjadi senior di tim bukan hanya soal memberi instruksi atau mencetak gol, tapi juga soal menjadi teladan dan tempat bersandar bagi generasi berikutnya.
Bagi Yamal, pelajaran yang ia terima dari Raphinha akan terus menjadi bagian dari perjalanan kariernya—bukan hanya dalam konteks bermain bola, tapi juga sebagai pribadi yang utuh di dunia sepak bola profesional yang penuh tantangan.
Dengan dukungan seperti itu, tidak heran bila masa depan Yamal terlihat begitu menjanjikan